1.Batik
Klaim Malaysia atas batik sangat meresahkan perajin batik Indonesia. Bangsa ini harus segera menghapus bayang-bayang yang meresahkan itu agar perajin batik Indonesia di kemudian hari tidak perlu memberi royalti kepada negara lain.
Perajin batik Pekalongan, Romi Oktabirawa, mengatakan hal itu dalam pembentukan Forum Masyarakat Batik Indonesia di Jakarta. Romi mengatakan, generasi batik masa lampau hanya melihat kompetisi antarperajin di dalam negeri. Kini, sudah saatnya perajin batik bersatu, menunjukkan eksistensi bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia.
Untuk melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan menominasikan batik Indonesia untuk dikukuhkan oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage).
2.Tari Pendet
Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim kebudayaan yang dilakukan Malaysia. Berbagai aset budaya nasional dalam rentang waktu yang tak begitu lama, diklaim negara tetangga. Pola pengklaimannya pun dilakukan melalui momentum formal kenegaraan. Seperti melalui media promosi ‘Visit Malaysia Year’ yang diselipkan kebudayaan nasional Indonesia.
3.Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni pertunjukkan asli
Indonesia yang berkembang pesat di
Pulau Jawa dan
Bali.
UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia. Banyak negara memiliki pertunjukkan boneka. Namun, pertunjukkan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikkan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Dan untuk itulah
UNESCO memasukannya ke dalam
Daftar Warisan Dunia pada tahun 2003.
Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukkan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian, kejeniusan local, kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukkan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukkan di Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukkan wayang berasal dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi “si Galigi mawayang”
Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukkan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu, dimana pertunjukkan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukkan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukkan yang ditonton hanyalah bayangannya saja, yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit.
Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.
Pun ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto SJ pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber cerita berasal dari Alkitab.
contoh Wayang kulit dari
Jawa
contoh wayang kulit dari Bali
4.Angklun
Angklung adalah
alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat ber
bahasa Sunda di
Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari
bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi
Sunda kebanyakan adalah
salendro dan
pelog.
Angklung terdaftar sebagai
Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari
UNESCO sejak November 2010.
salah satu contoh
ANGKLUNG
5. Reog Ponorogo
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari
Jawa Timur bagian barat-laut dan
Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok
warok dan
gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
contoh gambar Reog Ponorogo
6. Kuda Lumping
Kuda lumping juga disebut
jaran kepang atau
jathilan adalah tarian tradisional
Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang
kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari
bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi
kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan
beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari
reog. Meskipun tarian ini berasal dari
Jawa,
Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di
Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di
Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Tarian kuda lumping saat festival di
Yogyakarta
Atraksi memakan kaca di beberapa pertunjukan Kuda Lumping
7. Lagu Rasa Sanyange
Rasa Sayange atau
Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang berasal dari
Maluku,
Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat Maluku.
Jika didengarkan, lagu ini layaknya seperti
sajak atau
pantun yang bersahutan. Oleh karenanya banyak versi dari lagu ini karena liriknya dapat dibuat sendiri sesuai maksud dan tujuan dari lagu tersebut.
Namun dari liriknya tetap diawali oleh kalimat
Rasa sayange rasa sayang sayange, Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange dan diakhir lagu ini liriknya selalu diakhiri dengan kalimat
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi... Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi.
Kontroversi
Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata
Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan
Oktober 2007. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago)
[1], Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia karena ia merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu adalah salah.
[2] Gubernur melihat bukti otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah bukti tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Menteri Pariwisata Malaysia
Adnan Tengku Mansor menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia. Bagaimanapun, bukti tersebut akhirnya ditemukan. 'Rasa Sayange' diketahui direkam pertama kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962.
[3] Pada tanggal 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia,
Rais Yatim, mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia
[4]. Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik bersama, antara Indonesia dan Malaysia
[5].
Tentang bukti rekaman "Rasa Sayange", bukti lagu tersebut direkam oleh
Lokananta, Solo, Indonesia pada tahun 1962 dalam
piringan hitam Gramophone [6]. Rekaman master dari piringan ini masih disimpan oleh Perum PNRI Cabang Surakarta yang dahulunya adalah PN Lokananta. Ini dikenal sebagai rekaman pertama terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan Asian Games ke 4 tahun 1962 di Jakarta, dan lagu "Rasa Sayange" adalah salah satu lagu rakyat Indonesia di piringan tersebut, bersama dengan lagu
etnis lain Indonesia seperti
Sorak-sorak Bergembira,
O Ina ni Keke, dan
Sengko Dainang.
Lagu ini juga pernah dinyanyikan dalam
Bahasa Hindi oleh Mohd Rafi dan Lata Mengeshkar dalam film
Singapore 1960 yang diperan oleh Shammi Kapoor dan Padmini.
[7][8]. Lagu ini juga ditayangkan dalam film
Insulinde, film yang menggambarkan
Hindia Belanda tahun 1937 - 1940.
[9]
Bagaimanapun, lagu tersebut telah lebih dulu digunakan dalam filem Melayu
Rasa Sayang Eh yang diterbitkan pada tahun 1959
[10][11], dan juga dinyanyikan dalam satu babak filem
Antara Dua Darjat (1960) arahan Allahyarham Tan Sri
P.Ramlee[12][13].
8. Bunga Rafflesia Arnoldii
Padma raksasa (
Rafflesia arnoldii) merupakan
tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki
bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di
dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (
liana)
Tetrastigma dan tidak memiliki
daun sehingga tidak mampu ber
fotosintesis. Tumbuhan ini
endemik di
Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (
Bengkulu,
Jambi, dan
Sumatera Selatan).
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus
Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di
Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit,
Rafflesia patma.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari
tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat
Tetrastigma. Bunga ini mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga ini terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi
benang sari atau
putik bergantung pada jenis kelamin bunga itu sendiri, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah
lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga ini. Bunga ini hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
Padma raksasa atau rafflesia arnoldii |
Bunga RAFFLESIA ARNOLDI di Bengkulu, Bunga terbesar di Dunia |
9. Keris
Keris adalah senjata tikam golongan
belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi
budaya yang dikenal di kawasan
Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berliku-liku, dan banyak di antaranya memiliki
pamor (
damascene), yaitu guratan-guratan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah
badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah
kerambit.
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan,
[1] sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda
aksesori (
ageman) dalam ber
busana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi
estetikanya.
Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh oleh
Majapahit, seperti
Jawa,
Madura,
Nusa Tenggara,
Sumatera, pesisir
Kalimantan, sebagian
Sulawesi,
Semenanjung Malaya,
Thailand Selatan, dan
Filipina Selatan (
Mindanao). Keris Mindanao dikenal sebagai
kalis. Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.
Keris
Indonesia telah terdaftar di
UNESCO sebagai
Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia sejak 2005.
[2]
Sebilah keris Jawa (kanan) dengan sarung keris (
warangka).
10. Rendang Padang
Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan
daging sapi sebagai bahan utamanya. Masakan khas dari
Sumatera Barat,
Indonesia ini sangat digemari di semua kalangan masyarakat baik itu di
Indonesia sendiri ataupun di luar negeri.
Selain daging sapi, rendang juga menggunakan
kelapa (
karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas
Indonesia di antaranya
Cabai (
lado),
lengkuas,
serai,
bawang dan aneka
bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai (Pemasak).
Pada tahun 2011 melalui jajak pendapat internet yang melibatkan 35.000 responden yang digelar CNN International, menobatkan
Rendang sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar 'World’s 50 Most Delicious Foods' (50 Hidangan Terlezat Dunia).
[1]
RENDANG
Rendang daging sapi |
Informasi |
Nama lain | Rendang Padang |
Asal | Indonesia |
Daerah | Sumatera Barat |
Pencipta | Suku Minangkabau |
Penyajian dan bahan |
Tahapan | Utama |
Disajikan | Panas atau suhu ruangan |
Bahan | Daging sapi, santan kelapa, cabai, bumbu |
Variasi | Rendang ayam, rendang itiak (bebek), rendang hati sapi |